Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Tuesday, March 10, 2015

I Called LD as "Loving Desire" (Part 2)

     Hari ke dua dimulai pukul 06.00 WIB dengan sarapan pagi. Tak banyak yang dilakukan di setiap sesi ini selain mencicipi menu-menu yang disediakan dan mengobrol dengan peserta lainnya. Tapi jangan salah, mengobrol di sesi inilah yang selalu bisa membawa kelanjutan obrolan selanjutnya. Sesi mas Abe berlanjut lagi pukul setengah delapan, masih bertempat di Balai Adhika, kita melanjutkan dengan Self Regulation, Social Awareness, dan Social Skill (setelah Self Awareness yang telah diberikan semalam). Tak perlu lagi terlalu detil menjelaska apa materinya, yang pasti ini menarik!
     Setelah coffee break materi berlanjut ke sesi visualisasi visi, mbak Vivi Adeliana (yang kebetulan aku sudah bertemu sebelumnya di CB batch empat lalu) berhasil membawakannya dengan “sesuatu”. Meski jujur, teori yag disampaikan dalam penyusunan visi di sini sangat berbeda dengan apa yang pernah aku terima di LKMM TM Fakultas, tapi tak masalah, toh ilmu itu dinamis kan? Sesi ini ditutup dengan menggambar visualisasi visi masing-masing. Dan beruntungnya aku diberi kesempatan untuk mendeklarasikannya di depan kawan-kawan batch 5. Maju dan berbicara di depan banyak orang sudah biasa dilakukan, tapi ini lain, berbicara tentang visi pribadi di masa depan, di hadapan manusia-manusia pilihan. Mungkin inilah kali kedua (setelah masa kampanye angkatan, sebelum pemilihan ketua himpunan yang urung kulanjutkan) aku membicarakan lagi tentang visi di depan banyak orang. Whatever lah ya, menurutku sesi ini yang paling menegangkan, karena tak hanya menyangkut masa sekarang, ada pesan moral, dan bahkan mungkin gengsi yang harus dipertanggung jawabkan dari sini.
     Setelah sesi mbak Vivi, ada mbak Margareta Astaman yang membolak balikkan nalar kita tentang tulis menulis. Kenapa kubilang membolak-balik?
     “Kok kita jadi bingung gini sih? Ini bikin memo tentang memo?” satu kalimat tanya yang terlontar dari salah satu peserta yang kebetulan dipersatukan di tim Padjajaran (ini timku, tim luar biasa dengan pemikiran unik masing-masing).
     Lalu, mbak Rosianna Silalahi mengambil tongkat estafet pemateri selanjutnya, Speak as a Leader. Bagaimana kita berbicara, apa pengaruhnya terhadap perhatian orang lain, pentingnya retorika, juga tips mempersiapkan materi presentasi pun kami telan bulat-bulat di sini sebelum kami mendapatkan Project untuk dikerjakan malam ini, dan dipaparkan esok hari.
     Malam masih panjang, di kamar 065 (yang tak lain adalah kamar Yona), kami semua berkumpul untuk brainstorming ide.
     “Mangroove sepertinya menarik. Ada banyak data yang bisa kita dapatkan.”
     “Tapi entah mengapa aku lebih tertarik membahas tentang pengembangan potensi laut Indonesia.”
     “Bagaimana jika membahas tentang Orang utan?”
     “Aku ada ide tentang penurunan permukaan tanah yang terjadi di Jakarta, sepertinya menarik.”
     “Boleh aku sarankan tentang sampah? Isu internasional tentang pulau Bali.”
    “Eh ya, aku kepikiran tentang pengembalian minat orang Indonesia untuk lebih menghargai budaya dan sejarah melalui pemanfaatan museum, aku rasa ini penting!” 
     “Aku ingin memberikan pertimbangan ide tentang anjloknya nilai tukar rupiah.”
     “Hmm, tunggu! Sepertinya topik ekonomi terlalu berat untuk dibahas oleh orang non ekonomi.”
   “Nah, apapun idenya yang pasti kita harus ada data valid, lengkap, mudah dimengerti oleh semuanya, dan harus bisa kita himpun dalam waktu singkat.”
    Bisa dibayangkan bagaimana kondisi kami saat itu? Ya, banyak ide di sana, itulah seninya brainstorming yang sampai sekarang meski sering aku lakukan, selalu kuanggap menakjubkan. Hal itu menakjubkan karena harus ada “persenyawaan hati” dengan partner satu tim dalam prosesnya (ini lebay nggak sih?). “Bali tak Kenal Sampah Liar 2019” menjadi topik kami untuk Project. Tiga puluh menit sebelum deadline pengumpulan, file powerpoint telah kami serahkan pada LO. Lalu apa? Practice makes perfect, itulah quote yang secara tak sadar kami kutip malam itu. Beberapa kali kami mencoba untuk berbicara dan memaparkan tentang visi kami, tentunya dengan gaya bicara dan bagian topik masing-masing. Tantangannya di sini cukup unik, aku, Putu, Yona, Shendy, Pamella, Anita, Wilson, dan Daniel harus berperan sebagai satu orang, menjadi seorang Menteri. Dan yang ada di hadapan kami nantinya adalah Gubernur beserta jajarannya. Tepat pukul 01.30 dini hari kami keluar dari kamar 065 dan bergegas menuju kamar masing-masing untuk tidur.

     Jumat (06/03), sesi presentasi dimulai dari pukul setengah delapan pagi hingga pukul dua belas siang. Menang bukan jawaban kami kali ini, Padjajaran belum mampu menandingi tim Samudera Pasai untuk menjadi tim terbaik di Project ini. Itu tak masalah bagi kami, sama sekali bukan masalah besar, karena...
    “Toh, sudah sesuai ekspektasi kita kok, kita sudah melakukan yang terbaik!” kata salah satu dari kami.
    Dan untuk Best Presenter dianugerahkan kepada Irfan. Aku sedikit iri padanya, karena pengalaman berbicaranya di depan umum dilakukan di depan presenter berpengalaman sekelas mbak Rosianna Silalahi, pasti perlu motivasi yang sangat besar untuk melakukannya. Berbeda dengan sebagian besar dari kami yang sudah pernah mengawali berbicara di depan banyak orang sebelumnya, dan itulah yang membuat Irfan istimewa kali ini, dengan pengalaman pertamanya.
     Setelah sholat Jumat dan makan siang, materi yang luar biasa dari pemateri berkelas Internasional telah menanti. James Gwee berhasil menyihir kami dengan pembahasan yang cukup berat, namun mampu dijelaskan dengan sangat santai dan menarik. Tak kurang dari tiga jam kami bertahan di ruangan itu tanpa rasa bosan. Entah ilmu pelet seperti apa yang membuat kami bisa bertahan, hanya James Gwee yang tahu. Ditandai dengan sesi foto bersama James Gwee, maka keseluruhan materi dari Leadership Development harusnya telah tuntas kami terima. Tapi tunggu dulu, ada satu lagi yang akan kami lakukan esok hari, apa itu?

to be continued...

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???