Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Monday, January 12, 2015

Senandung Lirih Hutan Pinus (part 2)

   Pagi itu kami telah dibagi ke dalam beberapa regu untuk menjalani pelatihan beberapa hari kedepan. Ada sepuluh regu, empat putra dan enam putri. Aku sendiri tergabung di dalam satu regu ajaib, regu satu. Kami ber-dua belas dipertemukan secara acak, yang entah ini kebetulan atau tidak Pandawa Lima berada dalam satu regu ini. Regu ini dipimpin oleh satu orang Komandan Regu (Danru), yaitu Alfian, lalu ada Fauzan (navigator pembawa peta), Rendy, Nugroho, Baghaz, Adrian, Marshal, dan kami Pandawa Lima Brotherhood (aku, Aldi, Surya, Huda, dan Afandi).
   Setelah upacara pembukaan, kami lari berhamburan menjauhi suara tembakan sejauh minimal 50 meter. Karena memang itu aturan pertama kami. Setiap mendengar suara tembakan, yang itu berarti adalah musuh, maka kami harus mencari satu pohon pinus untuk tempat bersembunyi. Dengan catatan pohon pinus tersebut harus berjarak minimal 50 meter dati tembakan, dan satu pohon hanya boleh ditempati satu orang. Selanjutnya regu satu menuju game pertama, yaitu Emergency Water. Game pertama kami dibuka dengan keharusan bermain lumpur. Mengisi bak di ujung jalan dengan jerigen yang berlubang besar. Adaptasi awal kami cukup baik untuk bekerja bersama, alhasil kami berhasil mengisi hampir dua bak. Akan tetapi karena waktu habis, kami hanya dihitung mengisi satu bak. Selanjutnya kami diharuskan memutar otak di game Six in Pack, yang pada akhirnya kami gagal melakukan game ini karena meski sense untuk bekerja bersama kami sudah ada, akan tetapi koordinasi kami masih buruk. Berlanjut pada game ketinggian pertama kami yaitu Human Jump. Masing-masing dari kami diharuskan melompat meraih samsak yang digantung sekitar dua meter dari kami berdiri. Setelah Human Jump, kami menuju game selanjutnya. Game ini bernama Sky Run, mengharuskan tiap orang menekan rasa takutnya akan ketinggian dan mengatur keseimbangan dengan menyeberangi pohon berjarak sekitar sepuluh langkah orang dewasa dengan menggunakan batang besi.
   Berhasil dengan game ketinggian kedua, kami berlanjut menuju game yang paling cetar membahana, bersama bapak Fernando “si ahli goyang”, kami diharuskan berjalan maksimal tiga-tiga untuk menyeberangi jurang dengan menggunakan dua kabel. Nama game ini adalah Double Rope Bridge, di mana tak ada kesempatan bagi kami untuk menyerah. Sekali maju tak boleh mundur, sekali memulai tiga orang tersebut adalah tim, dan tak boleh ada yang mati di tengah jalan. Karena menyerah berarti stagnan dan menghambat tim selanjutnya. Di game ini kami mendapat guncangan hebat dari bapak Fernando. Berulang kali Rendy terpelanting ke depan dan ke belakang karena “goyangan” bapak Fernando. Setelah berulang kali terseret dan jatuh menggantung, Rendy, bersama dengan Aldi dan Andi berhasil melalui jembatan hingga ujung. Aku sendiri memilih untuk melaju selanjutnya. Tahu bahwa posisi tengah adalah posisi terberat, kami (aku dan Surya) memilih Huda untuk berada di tengah kami. Beberapa kali lelah menggantung karena goyangan, kami bekerjasama dan berkordianasi dengan baik hingga ujung.
   Setelah Double Rope Brige, kami berlanjut pada game koordinasi selanjutnya, yaitu Folding Carpet. Di game ini kami mulai mendapat feel tentang masing-masing dari kami. Alhasil, meskipun gagal membalikkan karpet, instruktur kagum dengan kegigihan kami bersama dalam menyelesaikan game ini. Folding Carpet mengakhiri hari kami, dan tibalah saatnya kami untuk bersih diri dan kembali ke barak untuk beristirahat. Esok harinya? Siapa yang tahu akan seperti apa?

To be continued

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???